Sabtu, 17 April 2010

Perdarahan Hemofilia Sebab Tertinggi Kematian Ibu


Oleh: Fitri Yulianti ([Okezone, Sabtu, 17 April 2010]

Pada wanita, hemofilia bisa menjadi masalah serius. Perdarahan yang terjadi selama masa kehamilan dan saat melahirkan merupakan penyebab tertinggi kematian ibu di Indonesia.

Anda mungkin pernah mendengar tentang penyakit hemofilia. Hemofilia adalah kelainan perdarahan akibat kurangnya produksi salah satu faktor pembekuan darah dalam tubuh. Selama ini banyak anggapan bahwa kelainan perdarahan hanya dialami oleh pria saja (hemofilia). Pada kenyatannya ada jenis-jenis kelainan perdarahan selain hemofilia yang dapat mengenai baik pria maupun wanita, seperti penyakit Von Willebrand, trombopati (gangguan fungsi trombosit) dan kekurangan faktor-faktor pembekuan lainnya.

Sebagian besar dari penyakit-penyakit ini gejalanya sangat ringan, sehingga seringkali tidak disadari dan tidak terdeteksi. Namun pada wanita, hal ini dapat menjadi masalah serius, bila terjadi perdarahan paskamelahirkan atau menstruasi berkepanjangan. Bahkan, perdarahan yang terjadi selama masa kehamilan dan saat melahirkan merupakan penyebab tertinggi kematian ibu di Indonesia.

Tanggal 17 April setiap tahun diperingati sebagai Hari Hemofilia Sedunia oleh seluruh masyarakat dan organisasi hemofilia, termasuk di Indonesia. Hari Hemofilia Sedunia tahun 2010 ini bertema “The Many Faces of Bleeding Disorder : United to Achieve Treatment for All” (bersatu mencapai pengobatan bagi semua), berisi himbauan dan ajakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi semua penyandang hemofilia dan kelainan perdarahan lainnya.

“Hingga saat ini sebagian besar penderita kelainan perdarahan di seluruh dunia dan juga di Indonesia belum terdiagnosis dengan tepat dan mendapat pengobatan yang sesuai,” ujar Prof. DR. Dr. Moeslichan MZ, SpA(K), Ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI).

HMHI adalah sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari penderita hemofilia, orangtua penderita hemofilia, tim medis, pemerhati sosial, dan relawan dari kalangan masyarakat umum lainnya yang berkeinginan meningkatkan kualitas hidup penderita hemofilia. Pada tahun 2006, HMHI secara resmi diterima sebagai organisasi anggota Badan Hemofilia Dunia (World Federation of Hemophilia/WFH).

Dengan jumlah penduduk lebih dari 231 juta jiwa, jumlah penderita hemofilia di Indonesia diperkirakan sekira 20.000 orang. Hingga Maret 2010, menurut data HMHI tercatat ada 1.236 penderita hemofilia dan kelainan perdarahan lainnya di Indonesia. Hal ini menunjukkan baru sekitar 5 persen kasus yang telah terdiagnosis.

“Diagnosis beberapa jenis kelainan perdarahan cukup sulit dan membutuhkan fasilitas laboratorium canggih, hal inilah yang menjadi kendala dalam diagnosis,” tukas Prof. Dr. Djajadiman Gatot, SpA(K), Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Hemofilia RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Menurut Mark Skinner, Presiden WFH saat ini, visi WFH adalah tercapainya pengobatan bagi semua penderita kelainan perdarahan, tidak saja hemofilia, tetapi juga kelainan-kelainan lain seperti penyakit Von Willebrand, trombopati dan lain-lain.

WFH merupakan organisasi non-profit internasional yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup penderita hemofilia dan kelainan perdarahan lainnya. Sejak didirikan tahun 1963, sebanyak 113 negara telah bergabung menjadi anggota dan telah mendapatkan dukungan penuh dari World Health Organization (WHO).

Tidak ada komentar: