Minggu, 04 April 2010

Besarnya Otak Bedakan Kemampuan Belajar


Sumber: Republika, Jumat, 22 Januari 2010

Bila anda mengalami kesulitan bermain video games, menurut para ilmuwan ini mungkin disebabkan oleh besarnya bagian tertentu dari otak anda. Sebuah penelitian terbaru dari Amerika Serikat menyimpulkan bahwa kita bisa menduga kemampuan seseorang memainkan video games dengan mengukur seberapa besar isi otaknya di bagian tertentu.

Dalam penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Cerebral Cortex, para peneliti ini mengatakan penemuan mereka bisa memiliki dampak lebih luas guna mempelajari mengapa kemampuan belajar manusia berbeda-beda. Selama ini kesepakatan umum memang menyimpulkan adanya hubungan antara besar otak dengan tingkat kecerdasan.

Namun, bagaimana persisnya hubungan tersebut masih menjadi misteri. Pada hewan atau mammal misalnya, beberapa binatang yang memiliki otak lebih kecil tergolong lebih "cerdas" dibandingkan binatang yang memiliki otak lebih besar, misalnya perbandingan antara monyet dan kuda, ataupun manusia dengan gajah.

Penelitian terbaru ini tampaknya menunjukkan bahwa ada bagian tertentu dari otak yang lebih besar, dan ini mungkin menjadi alasan mengapa masing-masing manusia memiliki tingkat belajar yang berbeda.

Main videogames
Sebuah tim gabungan dari Universitas Illinois, Pittsburgh, dan Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat mengundang 39 orang dewasa -10 laki-laki, 29 perempuan- yang dalam dua tahun terakhir bermain video games kurang dari tiga jam setiap harinya.

Mereka kemudian diminta untuk memainkan salah satu dari dua games yang sengaja dibuat untuk penelitian tersebut. Satu kelompok diminta untuk mengkonsentrasikan diri pada satu pencapaian saja, sedangkan yang lainnya diminta untuk mencapai target yang berbeda-beda.

Hasil pemindaian MRI terhadap para peserta penelitian ini menunjukkan mereka yang memiliki nucleus accumbens yang lebih besar -yang terletak di bagian otak yang memberikan hadiah- bermain lebih baik di beberapa jam pertama, mungkin karena kepuasan atas keberhasilan mereka di awal-awal permainan.

Tetapi akhirnya, mereka yang tampil paling bagus adalah mereka yang memiliki bagian otak lebih besar yang terletak di tengah otak, yang disebut caudate dan putamen.

"Penjelasannya adalah bahwa bagian otak tersebut punya hubungan dengan proses belajar dan belajar ketrampilan baru, dan juga beradaptasi terhadap lingkungan yang berbeda. Mereka ini bisa melakukan berbagai hal dalam waktu bersamaan. Ini seperti ketika dia mengemudi mobil, kita juga melihat ke jalan, melihat GPS, dan berbicara dengan penumpang lain," kata Prof Arthur Kramer dari Universitas Illinois.

Secara keseluruhan, tim peneliti menyimpulkan bahwa hampir 25% dari perbedaan performa orang per orang bisa diprediksi dengan mengukur besar otak mereka.
Usaha juga penting
Tetapi Prof Kramer mengatakan penemuan mereka tidak bisa digunakan secara absolut dalam arti bahwa seseorang yang memiliki bagian otak tertentu yang lebih besar, pasti akan lebih pintar dibandingkan yang lain.

"Ini karena sebenarnya beberapa bagian dari otak kita juga sebenarnya elastis, bisa berubah dan berkembang. Semakin banyak kita belajar, dan mengaktifkan otak kita, semakin banyak manfaatnya. Ini mungkin relevan bagi para orang tua dimana dementia (pikun) menjadi salah satu masalah," tambah Prof Kramer.

Timothy Bates, guru besar psikologi di University Edinburgh, Skotlandia mengatakan penelitian tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menetapkan adanya hubungan antara besar otak dengan kemampuan belajar.

Tetapi sama seperti Prof Kramer, Bates juga mengatakan itu bukan segalanya. "Mereka yang lahir dengan otak lebih besar bila saja dikalahkan oleh mereka dengan otak lebih kecil. Besar kecilnya otak bukanlah hal yang penting, yang penting adalah usaha kita untuk belajar dan memperbaiki diri," kata Bates.

Tidak ada komentar: