RANKING | NIM | NILAI |
01 | 04071003019 | 90 |
02 | 04071003029 | 90 |
03 | 04071003040 | 80 |
04 | 04071003044 | 80 |
05 | 04071003001 | 70 |
06 | 04071003002 | 70 |
07 | 04071003003 | 70 |
08 | 04071003009 | 70 |
09 | 04071003016 | 70 |
10 | 04071003017 | 70 |
11 | 04071003023 | 70 |
12 | 04071003024 | 70 |
13 | 04071003026 | 70 |
14 | 04071003032 | 70 |
15 | 04071003034 | 70 |
16 | 04071003046 | 70 |
17 | 04071003047 | 70 |
18 | 04071003049 | 70 |
19 | 04071003052 | 70 |
20 | 04071003004 | 60 |
21 | 04071003006 | 60 |
22 | 04071003020 | 60 |
23 | 04071003039 | 60 |
24 | 04071003045 | 60 |
25 | 04071003051 | 60 |
26 | 04071003005 | 50 |
27 | 04071003007 | 50 |
28 | 04071003008 | 50 |
29 | 04071003012 | 50 |
30 | 04071003018 | 50 |
31 | 04071003030 | 50 |
32 | 04071003031 | 50 |
33 | 04071003033 | 50 |
34 | 04071003035 | 50 |
35 | 04071003036 | 50 |
36 | 04071003042 | 50 |
37 | 04071003050 | 50 |
38 | 04071003056 | 50 |
39 | 04071003057 | 50 |
40 | 04071003013 | 40 |
41 | 04071003015 | 40 |
42 | 04071003022 | 40 |
43 | 04071003037 | 40 |
44 | 04071003053 | 40 |
45 | 04071003055 | 40 |
46 | 04071003011 | 30 |
47 | 04071003014 | 30 |
48 | 04071003021 | 30 |
49 | 04071003027 | 30 |
50 | 04071003028 | 30 |
51 | 04071003043 | 30 |
52 | 04071003048 | 30 |
53 | 04071003038 | 20 |
54 | 04071003041 | 20 |
55 | 04071003054 | 20 |
56 | 04071003010 | - |
57 | 04071003025 | - |
Kamis, 26 November 2009
NILAI UJIAN UNIT I KDM II (Nurna Ningsih, SKp.,M.Kes)
Minggu, 21 Juni 2009
PERBEDAAN PERILAKU REMAJA DAERAH URBAN DAN RURAL TERHADAP SEKSUAL PADA PELAJAR SMP NEGERI DI SUMATERA SELATAN TAHUN 2008
Nurna Ningsih, Nia Risa Dewi, Miranti F Iswari* Ismar Agustin**
* Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNSRI Palembang
** Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Palembang
Abstrak
Pada seorang remaja, perilaku seksual dapat dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta dengan didominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya, tanpa disertai komitmen yang jelas. Perilaku seksual yang tidak benar dapat memicu terjadinya penyakit hubungan seksual dan berkembangnya perilaku amoral. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) seksual murid kelas IX antara SMP Negeri 3 Palembang dan SMP Negeri 1 Pemulutan Sumatera Selatan Tahun 2008. Disain penelitian deskriptif non eksperimental, dengan jumlah sampel 232 orang, dengan metode multistages random sampling. Analisis data menggunakan program komputer SPSS 12 dengan Chi- square, dengan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kemaknaan 5% (0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden di SMP Negeri 3 Palembang kebanyakan murid berusia 14 tahun (71,8%) dengan jenis kelamin yang hampir berimbang antara laki-laki (47,7%) dan perempuan (52,3%). Sedangkan karakteristik responden di SMP Negeri 1 Pemulutan didapatkan kebanyakan murid berusia 14 tahun (72,4%) dan lebih banyak berjenis kelamin laki-laki (67,2%). Kategori pengetahuan kurang terhadap sex pada murid kelas IX di SMP Negeri 3 Palembang 4,6% dan di SMP Negeri 1 Pemulutan 53,4%. Kategori sikap negatif terhadap sex pada murid kelas IX di SMP Negeri 3 Palembang 42% dan di SMP Negeri 1 Pemulutan 39,7%. Tindakan negatif terhadap sex pada murid kelas IX di SMP Negeri 3 Palembang 19,5% dan di SMP Negeri 1 Pemulutan 8,6%. Terdapat perbedaaan yang signifikan antara pengetahuan murid kelas IX SMP Negeri 3 Palembang dengan SMP Negeri 1 Pemulutan terhadap sex.,(p= 0,000). Namun, tidak ada perbedaaan yang signifikan antara sikap (p=0,878) dan tindakan (p= 0,085) murid kelas IX SMP Negeri 3 Palembang dengan SMP Negeri 1 Pemulutan terhadap sex. Jadi dapat disimpulkan hanya pengetahuan sex yang memiliki perbedaan yang signifikan antara murid remaja di SMP Negeri 3 Palembang (daerah Urban) dan SMP Negeri 1 Pemulutan (daerah Rural), sedangkan sikap dan tindakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Untuk itu Perlu upaya peningkatan pengetahuan yang benar dan sehat tentang seksual pada siswa SMP daerah urban dan rural, khususnya di SMP Negeri 3 Palembang dan SMP Negeri 1 Pemulutan.
Kata Kunci: pengetahuan, sikap, tindakan, sekolah , sex
PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG BERSALIN IRNA KEBIDANAN RSUD PALEMBANG BARI PADA JULI 2008
Nurna Ningsih, Yeni Fuspita* Ismar Agustin**
* Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNSRI Palembang
** Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Palembang
Abstrak
Kamis, 12 Februari 2009
DISKUSI PUBLIK RUU KEPERAWATAN
Belum genap satu tahun para perawat Indonesia melakukan AKSI SIMPATIK, menuntut disahkannya Rancangan Undang-Undang Keperawatan (RUU) Keperawatan menjadi UU Keperawatan. Tepatnya pada tanggal 12 Mei 2008, ada 13 juta perawat termasuk PPNI/INNA secara serentak menyatakan kebijakan melakukan aksi, yang merupakan hari kelahiran Florence Nightingale 12 Mei 1820, termasuk di Sumatera Selatan yang dipimpin langsung oleh Ketua PPNI Propinsi Sumatera Selatan, Drs. H. Ahmad Djauhari, MM.
Sebagaimana diharapkan oleh International Council of Nurses (ICN), hendaknya perawat mengedepankkan perlindungan bagi masyarakat umum penerima pelayanan keperawatan dengan dasar hukum yang kuat demi pelayanan berkualitas, merata dan terjangkau. Oleh karena itu UU Keperawatan menjadi wajib hukumnya untuk disahkan segera, untuk menjamin perlindungan hukum bagi komunitas keperawatan dalam bekerja sesuai standar dan kebutuhan masyarakat, serta memperoleh remunerasi dan kondisi kerja yang layak, termasuk lingkungan kerja yang aman. Sebagai bentuk peran dan tanggung jawab calon perawat Indonesia, BEM PSIK UNSRI akan melakukan Diskusi Publik RUU Keperawatan.
Untuk pelaksanaan Diskusi Publik tersebut, pada hari Kamis 12 Februari 2009 Ketua BEM PSIK UNSRI Weni Widya Sari, Ketua Pelaksana Riska Wahyuni dan Yosi Oktarina dari Seksi Acara, serta ibu Nurna Ningsih sebagai Koordinator Kemahasiswaan telah mengadakan Audiensi dengan Bapak Gubernur Sumsel diwakili oleh Wakil Gubernur Sumsel Bapak Eddy Yusuf, SH.,MM. Pada pertemuan tersebut Bapak Wagub akan mendukung kegiatan yang diadakan oleh BEM PSIK UNSRI dan akan memfasilitasi kegiatannya.
Diskusi tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2009 di Aula Gubernur Sumatera Selatan, Gedung Bina Praja. Diskusi yang akan dimulai pada pukul 08.00 WIB tersebut, akan dibuka oleh Bapak Gubernur Sumatera Selatan Ir.H. Alex Nordin, dilanjutkan dengan diskusi public dengan menghadirkan narasumber dari Pusat dan Sumatera Selatan.
Berikut narasumber pada Diskusi Publik Regional RUU Keperawatan.
1. Harif Fadillah, SKp,SH (Sekretaris I PPNI Pusat): Pentingnya Pengesahan RUU Keperawatan.
2. Drs. H. Ahmad Djauhari, MM (Ketua PPNI Propinsi Sumatera Selatan) : Kinerja dan Strategi PPNI Propinsi dalam Mensukseskan RUU Keperawatan.
3. Badan Legislatif DPR RI : Peran Badan Legislatif RI dalam Menyikapi RUU Keperawatan.
4. Yudi Ariesta Chandra (Dirjen Kastrat ILMIKI) : Peran dan Tanggung Jawab Mahasiswa dalam Mengawal Pengesahan RUU Keperawatan.
Komunitas Keperawatan Indonesia tidak mengharapkan aksi simpatik di tahun 2008, berlanjut menjadi Demonstrasi, sekalipun konstruktif di tahun 2009. Bahkan menjadi mogok massal para perawat di Instansi Pemerintah atau Swasta. Sinyal-sinyal akan adanya mogok kerja tersebut sudah terdengar pada beberapa wilayah, artinya perawat sudah tidak sabar akan disahkannya RUU Keperawatan. Implikasinya, tentu masyarakat yang sangat dirugikan karena tidak memperoleh asuhan keperawatan yang optimal. Khusus di Sumatera Selatan, perawat merupakan salah satu tulang punggung dalam mendukung pelaksanaan Program Berobat Gratis dalam bingkai Jamsoskses Sumsel Smesta.
Oleh karena itu, percepatan pembahasan dan pengesahan RUU Keperawatan menjadi UU Keperawatan sudah sangat mendesak dan kritis. Perjuangan disahkannya RUU Keperawatan bukan saja kepentingan komunitas keperawatan, tetapi menjadi tanggung jawab pemerintah, termasuk Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan dan DPRD Propinsi Sumsel. Undang – Undang Keperawatan adalah kebutuhan masyarakat Indonesia, kebutuhan untuk mendapat asuhan keperawatan yang berkualitas.
Rabu, 07 Januari 2009
SERTIFIKASI DOSEN
Tulisan ini diketik ulang dari Harian Seputar Indonesia, Kamis 8 Januari 2009 yang berjudul 73 DOSEN UNM LULUS SERTIFIKASI.
Sebanyak 73 dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) lulus dalam ujian sertifikasi yang diikuti oleh bersama 100 dosen lainnya dari sejumlah perguruan tinggi di Makassar. Pembantu Rektor I Bidang Akademis UNM, Sofyan Salam mengatakan setelah mengikuti berbagai macam persyaratan, 73 dosen UNM angkatan pertama ujian sertifikasi berhak menerima sertifikat.
"Setelah mendapatkan sertifikat, dosen tersebut sudah mendapatkan tunjangan dari pemerintah. Tetapi, tidak mudah juga untuk mendapatkan sertifikat, karena harus melalui beberapa tahap seleksi", ungkap Sofyan Salam kepada wartawan di Kampus UNM Gunung Sari.
Sofyan mengatakan, ujian sertifikasi untuk dosen dilaksanakan pada bulan Oktober 2008. Pada waktu itu, ada tim dari pemerintah pusat menyampaikan program sertifikasi untuk dosen. Tim tersebut kemudian meminta sedikitnya 100 dosen, kemudian UNM memilih 100 dosen untuk mengikuti portofolio. Portofolio yang dibuat dosen terpilih itu diperiksa oleh universitas lain.
Pemeriksaan portofolio yang diperuntukkan bagi dosen ini diperiksa dengan sistem silang. Untuk UNM, pemeriksaannya di Kampus Universitas Negeri Malang. Sedangkan dari Universitas Manado, pemeriksaan portofolionya dilakukan di UNM. Kriteria untuk sertifikasi dosen ini, dipilih minimal S-2 dan skor portofolio ditentukan minimal nilai 3.
Humas UNM Jalal menambahkan, pemberian sertifikat kepada 73 dosen yang sudah mengikuti ujian segera dilaksanakan. Sertifikat tersebut akan diserahkan langsung oleh Rektor UNM Arismunandar. Setelah penyerahan sertifikat itu, UNM akan menggelar berbagai macam kegiatan, diantaranya pameran sayembara pembangunan pusat kegiatan administrasi UNM dan sejumlah kegiatan lainnya yang terkait dengan kegiatan kampus," ujarnya.
Sumber: SINDO Sumatera Selatan, Kamis 9 Januari 2009.